Lanjut ke konten

Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin A

Februari 3, 2009

Kekurangan asopan vitamin A dapat menyebabkan kebutaaan terutama pada anak-anak usia 6 – 59 bulan, apalagi bila disertai dengan penyulit penyakit berikut :

  • gizi buruk,
  • anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun
  • Bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg
  • Anak yang menderita penyakit kronis seperti ; campak, diare, pneumonia, TBC dan cacingan

Adapun gejala kekurangan vitamin A meliputi gejala xeropthalmia (mata kering) suatu kelainan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.  Keadaan kekurangan vitamin A yang mengenai mata ini bila dibiarkan tanpa penanganan yang serius dapat berakibat kebutaan yang permanen.  Tahapan gejala xeropthalmia hingga terjadi kebutaaan melalui beberapa proses .

  1. Gejala awal dari proses xeropthalmia adalah berupa buta senja. Kebutaan ini biasanya terjadi pada senja hari dan tidak disadari oleh orang lain karena keadaan mata seakan masih normal atau tak nampak satu kelainan apapun pada mata. Hanya dapat diketahui ketika seseorang menderita kekurangan Vitamin A ini sering menabrak benda benda yang berada disekitar ketika berjalan dalam suatu ruangan. Sedangkan bagi yang  belum bisa berjalan  sering terlihat memojok dan tidak melihat barang atau makanan yang ada didepannya.
  2. Selanjutnya timbul gejala kekeringan pada selaput lendir pada bagian putih mata yang disebut xerosis kunjungtiva. Pada bagian konjungtiva akan terlihat kering, keriput dan kusam. Orang tua sering mengeluhkan bahwa mata anaknya tampak kering dan berubah warna seperti kecoklatan.
  3. Konjungtiva bertambah kering dan ditambah ada benda asing seperti busa sabun atau keju (disebut bercak Bitot) terutama pada celah mata sisi luar. Orang tua sering mengeluhkan mata anak ada sisiknya atau timbul busa. Dalam keadaan yang lebih berat lagi terjadi kekeringan pada seluruh bagian putih mata.
  4. Tanpa penanganan yang maksimal kekeringan bisa berlanjut hingga ke bagian hitam mata (kornea mata) yang tampak buram dan kering dan permukaan kornea tampak kasar.
  5. Keratomalasia atau perlunakan permukan kornea  seakan-akan seperti bubur dan dapat terjadi ulkus/ luka pada permukaan mata, pada tahap ini juga bisa terjadi perforasi bola mata (kornea pecah).
  6. Tahap terakhir dari xeropthalmia bisa terjadi jaringan parut pada kornea mata yang disebut dalam istilah medis sebagai ” xeroftamia scar ” sikatrik kornea. Bola tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis.

Secara ringkas oleh WHO, 1996 Tahapan xeroftmia dijabarkan dalam satu penggolongan berikut :

  • (XN)       =   Buta senja
  • (X1A)      =  Xerosis konjungtiva
  • (X1B)       =  Xerosis konjungtiva dan bercak Bitot
  • (x2)          =  Xerosis kornea
  • (X3A/X3B) = Keratomalasia dan ulserasi kornea
  • (XS)          =  Xeroftalmia scar/sikatrik (jaringan parut)kornea

Disusun ulang dari sumber/referensi Buku Pegangan Bagi Tenaga Kesehatan, Deteksi Dini Xeroftalmia yang disusun atas kerjasama Depkes dengan Helen Keller Indonesia tahun 2002. Semoga apa yang telah susun kembali ini memberi manfaat bagi kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia. Amien.

2 Komentar leave one →
  1. Adella Fitria Darman permalink
    Januari 17, 2012 8:31 am

    saya adalah orang yang bisa dibilang memiliki rasa ingin tahu yang amat teramat besar..,
    terima kasih karena anda telah memberi informasi yang amat teramat penting…..
    satu lagi apakah anda mngerti akan pnyakit gondok…?
    knpa serta apa yg bisa untuk dilakukan sang penderita agar ia tak lagi merasa begitu skait….?
    trims

    • Januari 18, 2012 10:12 am

      Juga terima kasih untuk masukkannya. Penyakit gondok yang tersering karena kekurangan asupan zat yodium yang terkandung dalam menu makanan sehari-hari. Tentu anda ingat slogan konsumsilah garam beryodium (kebanyakan zat yodium dicampur dengan garam), dalam jumlah sangat sedikit juga kita dapat pada bahan makanan lainnya. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan tubuh zat yodium harus ditambah dengan konsumsi garam beryodium yang selanjutnya dimetabolisme menjadi zat tiroid oleh kalenjar tiroid. Kekurangan yodium berakibat pembesaran kalenjar ini karena kerjanya yang berlebihan tanpa disertai peningkatan produksi hormon tiroid (upaya konpensasi seluler kalenjar tiroid).

Tinggalkan komentar